gue hampir lupa sama draf satu ini, waktu itu gue mau posting tapi belum sempet. okeh ini sedikit tulisan atau sedikit bagian dari novel gue yang masih gagal terbit. ckck. Oke ini hanya candaan, hanya membuat klian terhibur. check this out..
Waktu nulis cerita ini gue sedang duduk – duduk di teras depan rumah gue. Ditemanin dengan ayam peliharaan bokap gue gue nyoba nginget kejadian beberapa bulan yang lalu menegnai pembicaraan gue sama Dimas dan sebuah kebiasaan disekolah. Pembahasan yang sebenarnya sudah ada semenjak zaman beheulak tapi mungkin maslah ini baru ketemu sama seorang anak idiot dan sok tau kayak gue hingga akhirnya mengajak seorang temennya buat ngebahas ini. Masalah yang kita bahas saat ini adalah. Kasta.
Waktu nulis cerita ini gue sedang duduk – duduk di teras depan rumah gue. Ditemanin dengan ayam peliharaan bokap gue gue nyoba nginget kejadian beberapa bulan yang lalu menegnai pembicaraan gue sama Dimas dan sebuah kebiasaan disekolah. Pembahasan yang sebenarnya sudah ada semenjak zaman beheulak tapi mungkin maslah ini baru ketemu sama seorang anak idiot dan sok tau kayak gue hingga akhirnya mengajak seorang temennya buat ngebahas ini. Masalah yang kita bahas saat ini adalah. Kasta.
Ya mungkin selintas kalo kalian terlalu cepat bacanya kayak penyakit kulit tapi ini bukan penyakit kulit walaupun sebenarnya kasta termasuk penyakit juga. Cuma bedanya kusta dan kasta terletak pada perbedaan ( yaiyalah ). Bukan maksud gue kalo kusta di kulit. Kasta menyerang pada persatuan menjadi perpecahan.
Kasta ini merupakan perbedaan tingkatan antara orang yang satu dengan yang lainnya. Sebenarnya sistem pengenalan kasta ini sendiri dibahas waktu pelajaran sejarah. Gue yang lebih sering ngumpulin iler daripada merhatiin gak terlalu ngerti masalah pelajaran sejarah ini. Tapi sampai akhirnya masalah kasta ini dibahas gue jadi ngerasa suatu hal yang gue temukan dalam kehidupan gue di SMA ini. Dan jelas sangat terasa. Walaupun itu sedikit disembnyikan dan agak tertutupi.
^^^^^^
Disekolah manapun, dibelahan dunia manapun, bahkan di alam manapun gak ada yang namanya SAMA atau Gak ada yang berbeda. Bukan, bukan maksud gue disini derajat mereka. Derajat mereka tetp 27oC kok. Maksud gue berbeda disni tiap orang itu berbeda – beda. Gak mungkin juga gue sama dengan Jojon tapi kalo gue sama dengan Christian Ronaldo mungkin bisa sama. Disekolah gue saja contohnya. Disini jelas terlihat banget perbedaan nya. Mulai dari perbedaan wujud, otak, sifat, bahkan kepopuleran.
Gue sendiri yang udah hampir dua tahun sekolah disini telah melakukan survei kecil - kecilan dan merasakan perbedaan yang jelas itu. Survei gue ini sebenarnya udah gue jalankan semenjak kelas 1 di SMA ini, tapi sempat terhenti karena gue emang sibuk. Sampai pada akhirnya ini dibahas lagi sewaktu gue dengan Dimas duduk di kelas dan saat makan bakso sambil memperhatikan anak – anak sekolah gue itu.
Dalam obrolan atau pembahasan kami itu gue menemukan pembagian yang mungkin pas dalam pembagian kasta disekolah ini. Dalam pembagian kasta ini sebenaernya Cuma guyonan kami berdua yang bingung dengan ‘kami ini kasta apa’.
Pembagian kasta gue ini berbeda dengan pelajaran sejarah. Karena gue menambah satu kasta yaitu kasta yang netral dan mungkin gak termasuk ke golongan lain. Dalam pembagian ini gue juga binggung nentuin yang mana kasta teertinggi yang mana kasata nista. Oh ya sekedar info gue pernah nyoba memasuki tiap bagian kasta ini sehingga gue bisa survei. Walaupun sebenarnya gue gak tau gue termasuk kasta apa. Berikut penjelasan mengenai pembagian kasta menurut kacamata seorang pengamat lingkungan yang idiot.
• Cerdas/Cerdik
Anak – anak yang termasuk dalam kasta ini merupakan anak – anak yang beneran niat mau sekolah. Dalam pancaran dan raut wajah mereka jelas terlihat kalo mereka punya otak. Dan buka sekedar punya, otak mereka benar – benar digunakan dalam tiap kesempatan. Otak mereka juga mempunyai ingatan yang kuat karena kapasitas otak mereka mungkin sudah memasuki kapasitas Terabyte. Enggak kayak gue yang Cuma punya kapasitas masih dlam jangkauan 512 MB. Otak gue juga masih bagus banget dan mungkin belum digunakan sehingga masih rapih.
Mereka yang tergabung disini juga memiliki IQ tinggi lah sedangkan gue kasta gue bisa dibilang jongkok bahkan guling – gulingan. Mereka biasa menghitung perkalian dan perhitungan lainnya dengan cepat sedangkan gue Cuma bisa ngitung duit dengan cepat.
Dalam kasta ini juga terbagi dalam du golongan juga yaitu Cerdas dan Cerdik. Kenapa gue bagi dua? Gak usah bingung. Gak usah stress. Loh kenapa nungging?. Dalam kasta ini yang cerdas walaupun mereka mungkin ( gue gak tau pastinya ) kasta tertinggi tapi mereka masih kalah dengan kawan satu kasta nya yaitu cerdik.
Cerdas dalam kasus ini mereka yang hanya memiliki kepintaran yang luar binasa yang ditimbulkan dari keKutu bukuan mereka. Mereka yang tiap hari membaca sampai lupa kalo bulu hidungnya udah tumbuh bulu. Para cerdas ini biasanya juga lebih mementingkan pelajaran dibanding olahraga atau kegiatan lainnya diluar jam belajar. Mungkin Kegiatan yang lebih asik dilakukan dari kumpulan cerdas ini dengan mengurus web mereka yang beralamat di cerdas.com oh bukan ternyata, itu salah satu situs bokep terkenal yang sekarang udah ke blokir. Ngomong – ngomong ada yang tau situs nya yang baru? Oh tidak tau yasudah terimaskasih.
Cerdas dapat dikalahkan oleh si cerdik karena orang – orang cerdik ini sendiri memiliki kemampuan yang sangat lebih dari mereka. Wajah. Muka. Bukan, bukan karena mereka mempesona tetapi lebih ke muka mereka yang terlampau banyak sehingga bisa dgunakan dan diganti dalam sikon manapun. Perlu anda ketahui disini kepanjangan dari cerdik itu sendiri gabungan dari cerdas dan licik. Cerdas dan licik merupakan perpaduan yang sangat sempurna dan pas. Selain pintar kita bisa menggunakan akal alias IQ mereka yang hebat. Sempurna.
Biasanya yang cerdik lebih banyak tau informasi dari guru dibanding yang cerdas. Karena kemapuan cerdik tadi yang dapat mengubah wajah seperti bunglon. Kalo bunglon disebut mimikri mungkin kalo untuk kasus ini gue artikan dengan bahasa inggris gue yang biadab menjadi searchface. Mungkin saja.
Dalam ulangan juga telihat jelas kalo si cerdas kalah dengan si cerdik. Setiap ada pemberitahuan ulangan biasanya si cerdas akan memeprsiapkan dirinya 3 hari sebelum ulangan dengan melakukan meditasi dan mengurung diri untuk menambah kutu – kutu nya. Menghafal sampai mulut mereka berbusa dan melakukan latihan soal tiap sejam sekali. Sedangkan untuk si cerdik sendiri mereka tidak perlu terlalu giat belajar. Memang sih mereka belajar. Tapi, tidak segila si Cerdas. Si cerdik ini sendiri Cuma mengulang dan menghapal materi serta soal – soal yang pernah dibahas sebelumnya. Mereka yang cerdik juga biasanya menyiapkan berbagai strategi untuk ulangan ini sendiri. Seperti Menyontek. Mengubah jawaban teman. Atau merubah nilai yang udah di proses. Oh ya tentu, mereka walaupun dalam kasta yang cukup tinggi tapi biasanya juga sedikit kriminal. Karena mereka udah terbiasa jadi penjahat bayaran untuk menculik terasi di pasar. Jangan heran.
Gue dulu pernah sempat masuk ke golongan ini. gue masuk juga karena buat jaga – jaga sewaktu ulangan. Gue juga ngerasa masuk golongan ini sangat hebat. Karena kita mempunyai kapasitas otak yang sangat besar nantinya.
Tapi selama gue ngobrol sama mereka banyak yang jadinya gak nyambung. Yang buat obrolan kami sendiri gak nyambung adalah karena bahan obrolan kita gak selevel. Gue yang biasanya cengegesan dan gak pernah serius, selalu nanggepin tiap cerita dan masalah dengan guyonan kecuali masalah kalo lagi boker. Gak kebayang kalo lagi boker gue ngakak ketawa – ketawa dalam toilet. “eeeeeeggghhh, mhuhuahaha..eegghhh aerrrr mhuahahaha” sungguh nista.
Sedangkan kalo ngobrol atau melawak sama mereka bawaan nya serius amat. Kadang gue sebenernya gak mau ketawa jadi kepaksa ketawa lantaran gak enak. Seperti ini misalnya
“Seandainya phytagoras itu gue yang nemuin mungkin gue kasih nama Antigores. Hahahaha” dengan penuh kebanggan dia ketawa sejadinya. Gue yang ngangep itu gak lucu mau banget bialngin ke dia “krikk krikkk” karena gak mau diusir, jadi kepaksa ngasih tanggepan “ haha iyah itu hahaa” sumpah garing abis.
Sebenarnya gak semua orang dalam kasta ini selera humornya kurang. Menurut gue mereka yang cerdas/cerdik masih ada yang memeiliki selera humor bagus dan masih suka nonton putih abu – abu. Mereka bias masuk kasta lain, kayak gue contohnya. Gue sendiri yang kapasitas otak emang kurang tapi cukup buat mengingat kejadian aneh yang menimpa gue, ngerasa gue gak seharusnya berada dalam kasta ini. Gue masih suka cengegesan. Masih suka jahil. Sering juga dipanggil guru. Doyan ngupil. Tapi itu gak mempengaruhi nilai – nilai gue. Nilai gue juga gak jelek – jelek amat. Gue bisa ngimbangin mereka dalam kasta ini. Yang ngebuat gue ngerasa gak masuk ke dalam kasta ini karena gue gak terlalu fanatik dengan akademik, walaupun non akademik gue juga sangat kurang gue masih suka olahraga, musik dan sebagainya. Sampai akhir nya gue mencoba nyari kasta gue dan pindah dari kasta ini walaupun belum ada yang menyematkan gue ke kasta ini.
• Populer ( Atlit )
Orang yang gue kelompokkan dalam kelompok ini adalah orang – orang yang mempunyai keahlian khusus di bidangnya. Bahkan mereka sangat menggilainya. Bidang itu adalah... Olahraga. Sebuah bidang yang sangat keren bila kita mempunyai salah satu keahliannya.
Orang – orang dalam kasta ini adalah orang – orang yang beneran memperhatikan kesehatannya. Mereka juga orang – orang yang sangat kuat ( kecuali atlit catur ) bila sedang bermain atau beraksi di bidang mereka. Mereka seakan gak mengenal lelah. Mereka juga pasti sangat kuat dan bertenaga. Di setiap bagian tubuh mereka mungkin menyimpan tenaga masing – masing. Ambil contoh aja, coba liat betis mereka para olahragawan, betis mereka kencang, berotot, dan hitam mengkilat kalo dipegang keras abis. Itu dikarenakan kegiatan rutin mereka sehari – hari.
Gue pernah nyoba buat ngikutin rutinitas yang dilakukan para atlit. Gue udah jogging. Maen skipping. Push up. Dan kegiatan lainnya. Tapi hasilnya yag gue lakuin tiap 3 kali sebulan itu nihil. Sebenarnya sih ada dapatan gue dari kegiatan yang gue lakukan itu. Gue yang dulunya kalo kentut aja perlu minum vitamin dan tidur selama empat jam kini bisa bertahan walaupun udah kentut berkali – kali. Yeah, its cool.
Sebenarnya kasta ini kalo melenceng dikti bisa jadi kasta yang gak diinginkan. Karena sebagian orang yang masuk dalam kasta ini mempunyai riwayat kriminal yang cukup banyak. Alias nakal. Mereka sudah terdoktrin dengan kata – kata ‘minimal kita harus juara satu’. Sebenarnya olahraga itu buat nyari sehat, melatih kejujuran dan melatih kesabaran. Tapi kali ini gara – gara doktrin yang gak benar malah menimbulkan ketidak jujuran dan ketidaksabaran. Mereka terlalu berambisi buat menang tanpa memperhatikan tujuan utama dari olahraga itu sendiri.
Oh ya kasta ini juga sangat keren dan sangat buta. Mengapa gue bilang keren dan buta karena dalam kasta ini sejelek apapun muka kita, sancur apapun gaya kita tapi klao udah di lapangan dan menunjukan permainan kita yang sangat ‘jegggerrrr’ semua orang pasti langsung mengelu – elukan nama kita tanpa meliat lagi dan mikir lagi wujud kita. Ini baru orang yang jelek. Apalagi kalo kita mempunya muka yang ‘beeeehhh’ semuanya terasa perfect. Baik kita sedang main maupun gak main orang – orang bakalan meng - elukan nama kita dan senantiassa jadi penggemar kita. Tapi muka kita kurang dan dalam permainan kita juga kurang alias cupu, jangan kan nama lo dielukan diliat aja terima kasih banget. Hidup gak terkadang tidak adil.
Gue pernah ngebayangin kalo gue punya skill di tiap bidang dalam olahraga ini. Gue ngebayangin sepak bola gue kayak Messi, Ronaldo, dan sebagainya. Skill basket gue kayak para pemain ALL STAR NBA. Gue sering ikut temen – temen maen futsal. Tiap minggu pagi gue selalu jogging dulu sampe akhirnya kumpul ke lapangan futsal buat maen sama teman satu sekolah. Dalam setiap permainan gue selalu paling berkeringat, bukan karena gue ngambilin bola kok tenang aja. Gue paling semangat maen. Gue sangat menyukai futsal kalo gue lagi maen futsal. Tapi kalo lagi maen catur gue semangat juga maen catur. gue selalu semangat dengan olahraga yang gue lakukan walalupun skil gue cupu. Tapi gue mau buktiin kalo gue ini gak cupu.
Walaupun gue sering maen dan selalu bersemangat gue tetep gak bisa maen dengan benar sampe akhirnya gue Cuma ditempatkan sebagai penjaga gawang. Bagi gue penjaga gawang itu orang yang paling kesiksa. Mengapa? Karena penjaga gawang harus siap nerima hantaman demi hantaman yang disampaikan melalui tendangan yang dilakukan oleh tiap pemain lawan. Crazy.
Gue yang sangat menyukai olahraga tapi tidak tau mengekspresikannya ( no skill ) selalu berusaha buat latian dan latian. Semua kegiatan yang dilakukan para temen yang suka olahraga gue jalani. Mulai dari jogging, push up, shit up ( ini kedengerannya kayak pup diatas ), doggie style dan sebagainya. tapi tetep aja itu gak ngerubah kebugaran dan ketahanan fisik gue. Gue yang kalo udah ngupil aja perlu waktu istirahat yang banyak dan multivitamin lengkap. Ini malah ngikutin semua kegiatan para atlit di kalangan SMA ini. Tiap sore gue sering ikut joggging bareng temen atlit satu kelas gue. Gue selalu gak sanggup kalo jogging itu lewat jalan raya. di jalan kita bakalan ngeliat minuman yang segar - segar. Mau beli pasti ditinggal alhasil kita cuma nelen ludah aja. Dalam permainan tiap cabang olahraga gue sempet megang rekor pemain cadangan tersering dan terlama. Gue selalu duduk di bangku cadangan. Kalo gue main gue kadang bertransformasi menjadi pemain lawan. Karena gue nyusahin tim gue. Sebenernya gak niat buat nyusahin sih.
Dari serangkaian kegiatan yang gue ikutin bersama para atlit itu gue selalu menjadi yang terakhir. Gue cuma bisa berharap dan berdoa di bawah derasnya hujan untuk menghilangkan kutukan ini. Gue jogging dan lari gak bernah bisa lebih cepet dan lebih tahan dari temen - temen gue. Main game olahraga gue hanya ngeliat sebagai cadangan ( kecuali kurang pemain ). Dari semua yang gue alami, gue menyadari gue gak bakalan populer dan gak bakalan sehebat mereka. Mengetahui semua ini perlahan gue pergi dan memamng gue gak bakalan masuk dalam kasta ini.
• Populer ( Fashionista & Face )
Golongan berikutnya adalah golongan Populer yang kedua. Populer golongan kedua ini sebenarnya hamper sama dengan popular yang sebelumnya. Orang popular seperti mereka nama mereka akan selalu dikenal oleh setiap orang. Dan mereka kebanyakan juga punya banyak temen yang juga sama populernya.
Populer pada bagian kedua ini mempunyai perbedaan dengan popular pada popular bagian sebelumnya. kalo pembahasan sebelumnya popular itu karena mereka mengusai suatu cabang olahraga dengan kekuatan – kekuatan mereka dan kekekaran badan mereka. Tapi untuk kali ini mereka popular bukan dikarenakan mereka memiliki betis yang kuat dan fisik yang sangay hebat. Mereka mempunyai penyebab sendiri yang ngebuat mereka bisa menjadi popular dan dikenal oleh hampir semua orang.
Orang yang gue kelompokkan dalam kasta ini orang – orang yang memperhatikan penampilan mereka. Mereka dalam kasta ini juga paling mengerti fashion. Kayaknya mereka selalu update berita mengenai fashion dari para designer – designer terkenal mengenai gaya – gaya yang lagi in atau udah ketinggalan zaman. Mereka selalu menggunakan pakaian, sepatu dan semua barang yang mereka pakai dengan barang yang berMerk atau bermutu. Gak Cuma menggunakan barang – barang yang bermerk, mereka juga bisa memadukan semua barang mereka menjadi sesuatu yang mereka gunakan jadi terlihat keren.
Kalo mereka dalam kasta ini paling mengerti fashion dan paham cara memadukan barang menjadi sesuatu hal yang sangat keren berbanding kebalik sama gue. Mereka orang – orangnya fashionista sedangkan gue gembelnista. Gue gembel dan gue nista.
Gue orangnya gak pernah peduli banget sama yang namanya fashion. Siapa yang peduli baju gue mau matching apa enggak sama celana atau sepatu gue. Gue kalo pake kaos dalem selalu salah pake kepake kaos dalem bokap, ini mau ngurusi matching apa enggak nya pakaian gue. Kemana – mana aja gue sering pake jeans pendek butut gue sama jaket dengan resleting gede andalan gue. Kadang gue juga suka pake celana trening buat olahraga sama kaos oblong. Itu lebih simple walaupun butut. Gue bukannya gak seneng sama barang – barang keren. Gue emang seneng sama baju, sepatu, celana atau hal – hal lainnya yang keren. Gue suka. Tapi kalo untuk urusan pakaian gue lebih milih ‘kenyamanan’. Menurut gue kenyaman lebih penting daripada gaya yang buat kita jadi ribet. Gue pake pakaian yang rapih dan keren itu kalo ada acara – acara penting aja.
Kasta ini juga mempunyai kelebihan lain. Dalam kasta ini juga dikelompokkan orang – orang yang selain pinter gaya alias fashionista ada juga mereka yang mempunyai kelebihan lain atau kelebihan pada muka mereka. oke maksud gue disini bukan mereka mereka yang berlebih dan menjadi tebal daripada ukuran kepala manusia normal. Maksud gue mereka mempunyai tampang yang mendukung. Mereka yang berada dalam kasta ini kebanyakan bermuka model Paris Hilton atau Justin Bieber. Mereka dalam kasta ini gak ada yang memiliki model muka Sule dipadukan dengan bibir Omas. Sebenernya ada sebagian dari mereka memiliki wajah yang kurang, tapi itu tertutupi dengan mereka punya temen yang face nya mendukung. Selain itu merek juga punya tingkat kepedean yang setingkat Dewa. Ini yang ngebuat mereka yang…. jelek keterima di kasta ini.
Ternyata dalam urusan face juga gue kebanting banget sama mereka dalam kasta ini. Kalo Cuma fashion aja gue kurang gak masalaj tapi ini face juga. Kayaknya dari awal emang gue gak berjodoh dengan kasta ini. Gue emang gak pernah bisa masuk dan berada ditengah tengah mereka. Gue gak putih dan keren kayak Justin Bieber. Tatapan gue gak secerah artis – artis di film cinta – cintaan yang kalo mandangi ceweknya bisa ngebuat cewek itu mau berciuman. Gue gak punya rambut seKeren artis – artis Film layar lebar. Rambut gue malah lebih mirip kayak mas – mas yang buat acara layar tancep. bener – bener beda banget.
Mereka biasanya kalo jam istirahat atau diluar sekolah mereka selalu nongkrong di tempat – tempat yang keren bersama makhluk sebangsa mereka. Mereka jarang sekali terlihat bersama anak cupu dan kucel kayak gue. Kalopun pernah itu mungkin minta tolong ambilin sepatu mereka yang kecebur di got. Mereka kayak menutup diri buat orang yang gak pantes untuk kasta ini.
Kadang sambil nongkrong mereka juga ngomongin banyak hal. Obroaln mereka kalo untuk kaum laki – laki biasanya ngomongin masalah model sepatu terbaru, jam original terbaru atau barang – barang yang perlu mereka bahas disini. Gak ketinggalan mereka juga sering ngomongin masalah cewek – cewek yang sedang mereka gebet. Terkadang mereka ngomongin nya juga dengan nada yang sok kepedean.
Yup, pernah suatu ketika gue sedang sama temen gue ngumpul sama anak – anak ini. Gue sering banget bareng sama anak – anak dalam kasta ini. Pas waktu itu lagi ngumpul ada seorang anak yang sok kepedean dan punya wajah yang AMo ( Amit Maho ) yang juga sedang ikutan nongkrong bincang – bincang sama kami.
‘coba loe bayangin. Banyak banget yang suka sama gue.mereka itu fans’ di ngomong dengan wajah sok keren.
‘iya apa?’ gue setengah gak percaya. Bukan karena dia punya banyak ‘fans’ seperti yang dia bilang tapi lebih ke gak nyangka alias kaget dia bias bilang kayak gitu.
‘bener. Gue gak tau kenapa banyak banget. Padahal gue gak lebih ganteng dari *piiip*’ dia nanya seolah gak punya tanggungan dosa. Dia melanjutkan lagi ‘olahraga gue juga gak jago – jago amat’ ini anak kayaknya emang gak sadar tanggungan dosa nya.
Dia diem benter dan melanjutkan lagi ‘Gue juga kalah dari Andher…’ sampe sini gue bangga, ‘wah in anak ngerasa kalah sama gue’ gue ngomong dalem hati sambil senyum bangga. Tapi dia ngelanjutin lagi ‘… Gue juga gak lebih idiot dari Andher’. Dengan santai dia bilang gitu, kayaknya ini anak minta digampar bolak – balik kali ya. Gue yang dari tadi panas karena dia udah nyombong abis eh ini bilangin gue idiot.
Agak ilfeel juga gue denger omongan nya kayak gitu. Ilfeel bukan karena gue punya feel sama dia sebelumnya tapi maksud gue kayak ilang… ah udah lupain aja. Denger omongan yang sok abis itu kayaknya bener – bener gak pantes keluar dari mulut yang nempel di wajah kayak mesin sedot WC itu. Pake ngatain gue idiot lagi. Dia gak tau apa se – idiot – idiotnya gue gue sebenernya kan calon playboy. Calon. Oke Cuma calon.
Anak - anak dalam kasta ini juga kayaknya anak – anak yang kurang kerjaan. Mereka lebih sering nghabisin waktunya buat ngeliatin layar gadget nya. Sambil ngemil makan yang enak – enak dan gulingan di kamar berAC. Mereka akan berada seharian di kamar sampe ada temen sesema popular nya dating buat jemputin ke mall. Seandainya hidup semudah dan seindah ini.
Urusan otak gak usah dibahas deh. Kayaknya setengah dari isi otak mereka adalah info – info terbaru dan lagi hot banget buat dibahas. Sedangkan untuk masalah pelajaran mungkin di otak mereka pelajaran hanya menempati 0,000000000000…5% dari kapasitas otak yang mereka miliki. Sebenarnya gak semua orang dalam kasta ini kayak gitu. Tapi gak sedikit orang dalam kasta ini emang begitu adanya. Mereka Cuma ngebahas hal – hal yang jadi trending topic aja, kalo masalah pelajaran mungkin gak ada yang ngetrend kali. Bisa juga diliat pas lagi ulangan atau ujian. Mereka cuma liat – liat soal. Suit kanan suit kiri dapet jawaban langsung salin dan jadilah hasil ujian dengan nilai yang memuaskan. Hidup kadang gak adil.
Kalo ada dari mereka gak naik kelas? Itu urusan gampang. Orang tua mereka pasti udah nyiapin duit sebaskom buat nyuruh seseorang agar anak nya di naikin, di naikin, dinaikin sampe akhirnya digantung di atas pohon.
Gue sudah ngeliat dan ngerasain gimana berada dalam kasta ini. Gue menyadari kalo gue sama kasta ini emang kebanting abis. Mereka biasa disebut fashionista sedangkan gue gembel yang nista. Mereka kebanyakan mirip Justin Bieber sedangkan gue lebih mirip Omas’s Bibir. Selain kedua alasan itu gue juga udah ilfeel sama kasta ini. Gue gak mau lagi semakin banyak orang yang bilang gue idiot.
• Golput
Iya anda benar *lho. Anda pasti bingung kan kenapa kok ada kasta golput? Bukannya golput itu berarti gak milih di acara pemilu. Yang artinya itu golongan putih. Bukan, bukan golongan putih maksud gue orangnya putih – putih tapi maksud gue netral alias gak punya pendirian buat milih. Tenang pertanyaan yang ada di benak anda itu akan segera terjawab. Sama seperti hal nya dalam pemilu. Kasta Golput ini berarti orang – orang yang gak milih masuk ke kelompok manapun. Mereka lebih memilih netral.
Golput. Ini mungkin kasta terakhir disini. Bukan mungkin lagi sih, tapi ini emang kasta terakhir disini. Kasta yang beranggotakan orang – orang yang ( bukan, bukan terbuang ) belum bisa masuk ke kasta – kasta sebelumnya atau emang gak pantes masuk kasta sebelumnya atau lagi ( gue jadi kebanyakan atau ) mereka yang udah cobain masuk ke kasta itu satu satu dan ngerasa banyak yang kurang kemudian akhirnya memilih netral.
Dalam kasta ini ada juga orang – orang yang sebenarnya berada dalam kasta – kasta sebelumnya kemudian keluar. Ada orang yang cerdas tapi memiliki muka pas – pas an dan sangat cupu dalam urusan olahraga. Ada lagi orang yang keren dalam olahraga, muka gak kalah ganteng sama artis – artis mancanegara tapi dalam urusan pelajaran otak terlalu kecil untuk menampungnya. Ada juga orang yang Mukanya kalo orang liat bakal bilang ‘waahh’. ‘waah’ disini artinya cakep. Mereka memiliki muka yang ‘waahh’ tapi untuk urusan olahraga dia sangat cupu dan urusan pelajaran otak nya juga terlalu kecil. Dan ada juga yang lebih parah, Orang yang punya muka kalo diliat orang bakal bilang ‘waahh’ juga. Tapi ‘waah’ disini berarti ‘waahh’…MATA GUE, MATA GUE BERDARAH. MEDIS. MEDIS. TIDAAKKK!!!. Mereka yang mempunyai muka yang pas – pas an ( tapi sok punya muka elit ) urusan olahraga cupu, dan masalah pelajaran otak mereka kekecilan buat nampungnya. Kalo diliat sih, kayaknya ini kasta meyakinkan banget kasta buangan.
Kasta disini kalo mau dikatakan kasta paling nista… ( karena ada gue ) ada orang pinter didalemnya. Ada orang – orang jago banget olahraganya. Ada juga orang – orang yang fashionable didalemnya. Jadi emang kasta ini gak bisa dikatakan kasta nista. Walaupun mungkin didalemnya banyak juga orang yang gak punya kelebihan apa – apa.
Kalo misalnya semua kasta lagi lengkap ada dikelas mereka bakalan terlihat kayak punya tersendiri untuk kasta – kasta mereka. mereka lebih suka mengelompok sesama mereka. Para raja dengan Raja. Para singa denga singa. Gak mungkin kalo mereka bergabung. Kalo bergabung mereka bakalan menjadi Kumpulan Raja Singa. Eerrr.
Mereka kalo lagi dalam satu tempat yang sama bakaln punya warna tanda. Kayak waktu itu gue sama Dimas sedang duduk dikelas merhatiin mereka yang sedang berkelompok – kelompok. Liat kearah rombongan cerdik dan cerdas di bagian tubuh mereka punya tanda warna hijau ( ini dalam bayangan dan guyonan kamisaja ) melambangkan kesegaran otak mereka. Kearah rombongan para atlit mereka berwarna merah. Melambangkan semangat mereka yang tinggi. Liat lagi kearah orang – orang Keren dan berwajah cakep mereka mempunyai warna kuning keemasan dan berkilau, melambangkan ke – elit – an mereka. tapi mereka ada yang berwarna kuning pekat juga. Lalu kami ngeliat kearah orang - orang yang berpindah pindah ngerecokin kasta – kasta lain dan mereka yang Cuma duduk diem aja dan tak lain dan tak bukan adlah kasta Golput, kami melihat warna biru di badan mereka. Kenapa biru?. Gue gak tau kenapa waktu itu keliatnya gitu. Kami berdua tertawa melihat perbedaan ini. Perbedaan yang mencolok. Lalu dengan inisiatif yang gak tau tiba – tiba muncul lagi gue sama dimas ngeliat kearah badan kami masing – masing dan kami berwarna…BIRU. Gue diem. Dimas diem. Ternyata gue masuk ke kasta terakhir. Kami berdua tertawa lepas ngeliat warna yang kami buat ada juga pada kami.
Biasanya kalo orang – orang dalam kasta sebelumnya omongan mereka terfokus pada satu titik aja kayak misalnya si Cerdas/Cerdik. Omongan mereka dalam kelompok itu hanya berkutat pada Trigonometri, kalkulus, Tesis, dan sebagainya. Atau mereka orang – orang kuat biasanya ngebahas masalah pertandingan – pertandingan yang mereka ikuti. Dan mereka orang – orang yang Cakep dan fashionable pembicaraan mereka gak jauh dari merk – merk dan gossip – gossip aja. Atau ngomongin cowok/cewek yang lagi digebet dengan gaya kepedeannya. Dalam Kasta Golput ini beda. Golput gak hanya membahas omongan yang hanya pada satu titik. Dalam kasta ini dengan mudah dan lancer kita ngebahas semua hal. Muali dari pelajaran, olahraga, bahkan merk – merk dan orang yang diidolakan ata mereka yang emang bagian sampahnya juga bebas ngomong disini dan mereka diperhatikan. Mereka biasanya membuat yang lain tertawa dengan kecupuan dan kelucuan mereka. Mereka melucu bukan denga guyonan ‘sapi, sapi apa yang nempel di dinding?’. Mereka biasnya melucu dengan gaya yang bebas dan bisa buat ketawa lepas.
Semua bebas dibahas oleh kasta ini. Orang – orang dalam kasta ini juga tidak merasakan kecanggungan untuk ngebahas hal – hal yang menurut mereka berbeda dengan yang mereka sering bahas sebelumnya yang membuat mereka biasanya bosan. Disini mereka bebas berekspresi. Tidak akan merasakan kebosanan. Semuanya terasa lengkap dan terisi kalo mereka bersam –sama. Walaupun mereka tak punya otak yang cerdas dan akal yang licik, gak punya wajah sebagus artis. Dan mereka gak sekeren orang yang fashionable tapi mereka bisa merasakan hal itu karena mereka berada bersama orang itu dan saling mengisi kekosongan yang ada. Mereka tidak mengangap perbedaan itu sebagai hal yang harus dipatuhi. Mereka mengangap perbedaan itu sebuah kekayaan. Dengan perbedaan mereka bisa mengisi satu sama lain. Dengan perbedaan mereka bisa berbagi rasa yang sama dengan orang lain walaupun orang tersebut gak sama dengan kita tapi mereka tetep bisa merasakan hal yang sama. Gue ngerasa kasta ini lengkap banget. Walaupun kasta ini sering gak diliat dan terkadang tak terdeteksi adanya. Gue ngerasa cocok aja dengan kasta ini jadinya.
Gue dulu sering banget berharap gue bisa masuk ke kasta – kasta yang bisa dikatakan elit. Gue pengen banget punya otak secerdas Albert Einstein atau para ahli lainnya. Gue pengen punya wajah kayak Leonardo de Caprio. Gue pernah pengen bisa memenangkan sebuah kejuaaraan dan gue bintangnya. Bermacam – macam hal yang gue lakukan agar gue bisa ngimbangin masuk ke dalam kasta – kasta itu. Tapi hasilnya malah yang gue dapet setengah – setengah. Gue gak pernah bisa dapet sepenuhnya. Gue Cuma dapet setengah. Setengah dari keinginan gue. Yang pada akhirnya memasukan gue ke dalam kasta Golput ini. Kasta yang menurut gue sangat gak pasti. Karena di dalam nya beragam dan gak tau jenis kasta apa ini.
Semua hal gue usahakan agar dapat pindah dari kasta ini. Tapi setelah gue menyadari kalo di kasta ini gue merasakan kecocokan. Gue merasa yang berada di dalam sini bisa saling menutupi satu sama lain. Bisa saling menghargai dan saling mengisi. Akhirnya gue semakin sadar kalo disini lah tempat gue. Kalo seandainya aja keinginan gue yang diatas terwujud mungkin gue gak mengelompokkan diri gue ke salah satu kelompok yang elit. Tapi gue lebih memilih kasta Golput ini. Mengapa, karena disini lah tempat semua orang diterima. Dan disinilah gue bisa saling berbagi dan bertukar kecerdasan, kemampuan atau dapat skill olahraga, mengetahui gaya yang keren, bisa bebas mau bertingkah gimana, dan gue bisa berbagi tawa. Oh ya satu lagi kelebihan disini. kita bisa dapet banyak temen dengan satu hal yaitu netral ( tidak memihak pada salah satu kasta ) dan membiasakan diri untuk pintar bersosialisasi.
haaaahhh....
BalasHapuscapek gue bacanya.... tulisannya kecil... tapi dari cerita itu gue dapet 1 hal, mau berada di kasta manapun kita, kita bisa tetap menjadi diri sendiri.... kasta hanya abstrak, anggapan orang lain.... yang penting bisa bahagia, itu aja....
hehe ntar dibesarin mas makasih yaa :D
HapusWah pesannya itu loh hehe
Beeuuuhh... bacanya pusing.... Penulis emang ga capek nulis segitu banyak ? Keren dah ! *acungin 4 jempol*
BalasHapushehe makasih yaa :D doain ada penerbit nyasar kesini deh hahaha
HapusSama kayak yang di atas, pusing bacanya. Acungin jempol deh buat semangat nulisnya (y)
BalasHapusMenurut gue, orang dengan nilai atletik bagus, nilai akademiknya rendah. Begitu juga sebaliknya.
minum obat deh xD
HapusYaaap itu pasti hehe
ada typo di antara tulisan tulisannya hehe :D
BalasHapusIyaa nih huuhuhu
HapusIya mas kepanjangan. kalo yang males baca, pasti di skip skip hehe
BalasHapus