Pendidikan.
Di KBBI, wikipedia, dan berbagai sumber lainnya pengertian pendidikan itu tidak
akan berbeda jauh. Tapi bukan hal itu yang menjadi permasalahan dalam kata
pendidikan ini.
Hak
untuk mendapat pendidikan. Oke, hak untuk mendapat pendidikan yang masih sangat
saya ingat ini ada di dalam pembukaan UUD 1945. Ketetapan ini menjadi prioritas
kedua setelah mensejahterakan rakyat.
hak
untuk mendapat pendidikan. Terdengar sangat tidak asing di telinga. Saya pernah
berfikir, mengapa untuk mendapatkan hak ini harus melewati berbagai hal yang
sangat sulit. Banyak isu - isu yang terdengar dalam dunia pendidikan ini. Saya
bukan ingin membahas mengenai permasalahan yang sudah sangat sering dibahas dua
dekade terakhir. Ya permasalahan UN. Walaupun UN ini memang harus dibahas juga.
Tapi cobalah kita untuk membahas mengenai kasus korupsi yang sangat menggila di
sektor pendidikan ini.
Bukan
malah membahas apakah UN harus dilaksanakan, atau bagaimana UN yang bersih,
atau apakah sains dan matematika atau pelajaran gila lainnya harus sudah
diajarkan di bangku sekolah dasar. Sepertinya orang orang yang membuat
kebijakan dalam sektor pendidikan ini selalu memiliki prioritas yang salah.
Atau mungkin mereka selalu salah dalam menentuakn prioritas. Atau mereka
memilii prioritas lain.
Namun
menentukan prioritas bukanlah keahlian dari negara yang berisi pemerintah yang
busuk ini. Belakangan in saya melihat berbagai artikel dan berita bahwa
presiden kita akan menaikkan anggaran pendidikan sebesar 7,5 % - 8% untuk tahun
2014 mendatang. Presiden kita juga berjanji untuk "pendidikan berkualitas
untuk kita semua". Sepertinya janji hanya tinggal janji dengan melihat
semakin mewabahnya korupsi di negara ini. Janji ini juga terdengar kosong bagi
warga miskin yang bergantung pada pemerintah tekait pembiayaan sekolah.
Pendidikan
masih menjadi sektor paling korup di Indonesia. Berdasarkan data dari Indonesia
Corruption Watch ( ICW ) 2011. Bagaimana tidak menjadi yang paling korup,
karena semakin besar anggaran yang diberikan untuk sektor pendidikan ini maka
makin besar korupsinya.
Dengan
penaikkan anggaran pendidikan sebesar 7,5 % tadi bisa kita bayangkan berapa
besar uang yang akan di korupsi kan oleh oknum - oknum dalam pendidikan ini.
Dan coba bayangkan akan berapa banyak lagi ana - anak dan warga miskin yang
terlantar tanpa pendidikan yang awalnya dijanjikan "pendidikan berkualitas
untuk kita semua" atau sebenarnya makna tersirat dalam janji ini
"Pendidikan yang bermutu dengan dana yang bisa di korupsi lebih besar
untuk para pejabat negara kita". Mungkin.
Kalau
mau berbicara mengenai masalah "masa depan pendidikan di Indonesia"
mungkin harus di pending dulu. Dan yang harus dibicarakan "sampah - sampah
busuk yang merusak dunia pendidikan di Indonesia" yang masih berserakan
dan harus diperhatikan dan dibersihkan oleh pemerintah.Oke mungkin pemerintah
juga telah bekerjasama sehingga sampah - sampah ini juga sulit untuk
dibersihkan.
Coba
kalian lihat di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di daerah
kalian atau mungkin di sekolah kalian sendiri. Disana pasti akan kalian temuai
hal yang sangat tertutup dan pasti ada masalh korupsi disana. Sekecil apaun
dana yang tidak digunakan sebagaimana mestinya itu sudah termasuk korupsi dan
harus dibersihkan. Tapi sepertinya negara ini belum memiliki sedikit oke
keberanian yang banyak untuk menghabisi dan mungkin mengakhiri permasalah
korupsi ini, terutama di sektor pendidikan kita ini.
Orang
berada mampu mengabaikan masalah ini. Anak-anak dari keluarga kaya bisa
menikmati sekolah swasta atau sekolah berstandar internasional, dengan kualitas
pendidikan yang setara dengan sekolah-sekolah Singapura atau Shanghai.
Anak-anak dari keluarga miskin tidak memiliki pilihan lain. Mereka seringkali
harus berjalan jauh ke sekolah yang terkadang atap bangunannya sudah rubuh;
guru matematika mereka sering tidak dapat mengajar karena terpaksa mengambil
kerja sambilan; atau lembaran ujian mereka gagal terkirim karena tersangkut di
bandar udara seringkali karena akal-akalan oknum korup atau petugas dinas
pendidikan yang tidak kompeten.
Sangat
disayangkan bahwa masalah-masalah yang menjangkiti sistem pendidikan muncul
ketika Indonesia berharap untuk memanfaatkan apa yang disebut sebagai demographic
dividend. Dengan membengkaknya jumlah kaum muda di Indonesiasbenarnya
Indonesia memiliki potensi yang lebih besar lebih dari sekedar negara
berkembang, namun dengan banyak nya jumlah kaum muda yang kurang terdidik dan
tidak terdidik ini malah akan menjadi bom yang sewaktu - waktu akan meledak.
Namun
selalu ada harapan. Ketika pemerintah gagal melaksanakan tugasnya, rakyat siap
menanggung beban tersebut. Indonesia adalah negara yang dikenal dengan nilai
gotongroyong. Masyarakat memulai inisiatif mereka dengan melatih sejumlah
pengajar muda yang mau dikirim ke daerah-daerah terpencil. Ada juga yang
mendirikan sekolah dengan kurikulum alternatif yang berbeda dari versi
kurikulum pemerintah, yang sengaja dibuat untuk mendekatkan murid dengan alam.
Sejumlah tokoh pendidikan berpendapat kurikulum pemerintah tidak memberikan
porsi yang cukup untuk sains dan matematika, mereka lantas mendirikan
sekolah-sekolah yang melatih ilmuwan masa depan terbaik negara ini.
Namun
saya juga lebih berharap agar beberapa "sampah - sampah busuk" di
pemerintahan Indonesia ini harus cepat dibersihkan sebelum terjadi pembusukan
di setiap sisi negara yang sangat berpotensi ini.
se-7 tuh, berantas dulu yang jelek2nya, baru pendidikan kita bisa maju, masa depan negara kita kan tergantung sama kaum muda......
BalasHapusYa nggak ???
thanks postingannya, bikin nambah tahu gimana hancur leburnya pendidikan di indonesia
sama - sama yuu.. Jadilah generasi perubah bangsa ini menjadi lebih baik..
BalasHapus