Rabu, 18 Februari 2015

I'm Not The Only One

"Dengan hujan aku bercerita, bersahutan dengan angin aku bersenandung, dan bersama gemuruh langit ku berteriak"

Entah sudah berapa banyak kata yang aku ucapkan ke langit luas beriringan dengan namamu, aku juga tak ingat sudah berapa kali aku menitipkan rindu kepada angin yang tertuju padamu. Aku tak pernah bosan, aku juga tak merasa lelah, walaupun aku juga tak tau pasti itu bisa sampai atau tidak ke dalam ruang dihatimu yang celahnya hanya terbuka begitu kecil untukku.

Seandainya langit bisa menunjukan kebosanannya, dan angin menunjukkan kelelahannya kepadaku karena selalu menyebut namamu mungkin aku akan sangat malu. Iya malu dengan keluhan angin dan tatapan langit yang seolah mengatakan aku adalah pria gila yang hanya melakukan hal yang percuma.

Kini, aku rasa langit dan angin itu sudah mulai bosan mendengar aku terus meneriakkan namamu dan menitip senandung rindu yang gila untukmu.

Disini aku akhirnya, dengan hujan aku bercerita, bersahutan dengan angin aku bersenadung, dan bersama gemuruh langit aku berteriak.

Aku bercerita kepada hujan bagaimana aku menemukan kebahagiaan yang indah bersamu. Aku bercerita kepada hujan bagaimana kau membuat senja yang indah dengan lengkungan pelangi dihatiku yang aku harap itu juga ada dihatimu dan pada akhirnya akan menjadi dunia kita berdua.

Aku bersenandung dengan angin bersahut - sahutan. Angin yang sebenarnya sudah bosan dengan titipan rindu yang tak pernah usai untukmu. Namun masih tetap mau mengantarkannya.

Aku bersahutan dengan angin, bersahutan membantah kalau angin berjumpa dengan angin yang berisi rindu lain yang juga dititipkan untukmu. Aku membantah kalau hanya aku yang mampu menitipkan rindu itu melalui angin.

Bersama gemuruh langit aku akuberteriak. Nampaknya langit sudah mulai geram denganku. Langit yang biasanya diam ketika kuteriakkan namamu kini membalasanya dengan gemuruh. Dengan gemuruh yang mengatakan "Berhentilah kau gila! Kau bukan satu - satunya yang berteriak seperti ini. Demi apapun hentikanlah semua teriakkan akan nama - nama ini. Tak adakah nama lain yang bisa kalian teriakkan ?!"

Langit berteriak padaku. Langit marah padaku. Aku tertunduk. Aku terdiam mendengarkan gemuruh langit itu.



Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis

1 komentar:

Kalo udah puas bacanya silahkan berkomentar. Satu komentarmu itu sama dengan ribuan bahkan jutaan semangat AndherlyanRW menggelinjang buat nulis dan update blog ini ~

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...